Senin, 06 Mei 2013

INIKAH PROVOKATOR ITU?


INIKAH PROVOKATOR ITU?

Salam sejahtera semua…
Baru kali ini saya muncul kembali, setelah merenung apakah akan melanjutkan blog ini atau tidak. Bila saya lanjutkan maka ada oknum yang akan kehilangan “uang tambahan”. Bila STOP disini maka akan banyak pula calon prajurit yang akan kehilangan informasi berharga.
Saya putuskan LANJUT SAJA…what the hell.
Maaf bila email, atau sms belum dibalas, berhubung saya lagi berpikir-pikir sebelum ini. Mudah-mudahan tetap lanjut seterusnya.
Ini saya lampirkan respon dari seseorang mengenai blog ini:
Tulisan ini terlalu menggampangkan, yang jelas tetap saja uang yang berkuasa karena birokrasi negara kita memang sudah begitu. tahun 2007 angkatan darat tiap kodam hanya menerima 300an orang saja untuk masuk SECABA, faktanya yang mendaftar lebih dari 1000 orang. kalau ada 300 orang yang memakai “uang” berarti jatahnya sudah jelas untuk mereka diprioritaskan. bagaimana dengan yang 700 orang lagi?? itu tergantung NASIB. walupun mereka lolos semua tes, belum tentu LULUS, karena ada yang pake “uang” tadi. yang LULUS murni biasanya kurang dari 5% saja sebagai formalitas, silakan saja coba kalau tidak percaya…
Bagaimana menurut anda?
Apakah benar seperti itu, atau hanya kesimpulan seseorang yang mempuyai kepentingan tertentu?
Tidak bisa dipungkiri kalau yang pake UANG lolos masuk pendidikan. Dan tidak bisa dipungkiri pula bahwa tanpa UANG pun anda bisa lolos masuk pendidikan.
Saya sebagai perwira tidak rela bila anggota saya berasal dari orang yang NYUAP masuk TNI dan ternyata sebenarnya tidak mampu jadi tentara. Senior saya juga tidak rela institusi TNI dirusak dari dalam (dari rekrutan yg nyuap). Idealisme itu tetap ada. Rasa takut akan dosa dan neraka tetap ada. Uang bukan segala-galanya.
Negara membutuhkan pemuda yang memenuhi syarat untuk masuk jadi anggota TNI. Dari 1000 orang tidak mungkin tidak ada orang tidak memenuhi syarat. Emang begitu jelekkah kualitas pemuda Indonesia? Kalaupun dia pake UANG, itu karena dia memenuhi syarat menjadi tentara. Cuma karena tidak tahu saja atau karena mendapat informasi yang salah saja maka dia tertipu oknum. Akhirnya uang mengalir ke oknum tersebut.
Yakinlah bahwa masih banyak Perwira TNI yang perduli dengan institusinya. Calon tentara yang unggul tidak akan dibuang. TNI tidak mau rugi dengan tidak meloloskan calon prajurit yang potensial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar